NU Kraksaan, – K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari dikenal sebagai salah satu ulama terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia.
Beliau adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus pengasuh pertama Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.
Tokoh berjuluk Hadratussyaikh (Mahaguru) ini ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional atas jasa-jasa besarnya.
Pendidikan dan Pengabdian
Kiai Hasyim Asy’ari lahir pada 14 Februari 1871 di Jombang, Jawa Timur. Pendidikan agama Beliau dimulai dari pesantren-pesantren ternama di Jawa, termasuk di Bangkalan.

Beliau kemudian melanjutkan studi ke Mekkah dan menjadi guru besar di sana sebelum kembali ke tanah air.
Di Jombang, Beliau mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng pada tahun 1899. Pesantren ini kemudian menjadi pusat pendidikan Islam terkemuka.
Karya-karya tulisnya, seperti Risalah Ahl as-Sunnah wa al-Jamaah, menjadi rujukan penting.
Pendiri Nahdlatul Ulama
Peran kiai Hasyim semakin vital saat Beliau mendirikan NU pada tahun 1926. NU didirikan untuk mempertahankan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).
Beliau menjabat sebagai Rais Akbar, pemimpin tertinggi organisasi tersebut. Hingga kini, NU menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia bahkan dunia.
Jejak perjuangannya tidak hanya di bidang keagamaan dan pendidikan. Dalam konteks kemerdekaan, Kiai Hasyim Asy’ari juga mencetuskan Resolusi Jihad.
Resolusi ini menjadi penyemangat perlawanan rakyat terhadap penjajah. Peristiwa itu memicu pertempuran heroik 10 November 1945 di Surabaya.
Garis Keturunan
Kiai Hasyim Asy’ari wafat pada 25 Juli 1947. Beliau meninggalkan banyak keturunan yang meneruskan perjuangannya.
Salah satunya adalah putranya, K.H. Abdul Wahid Hasyim, dan cucunya, K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Kontribusi Hadratussyaikh bagi bangsa dan agama terus dikenang.

